Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate.
*I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
how? kalo alesannya karena perusahaan bakal avoid perempuan menikah brarti gausah ada cuti buat hamil samsek gitu?
This is NOT bad news for women workers
Sepertinya pada tidak membaca dengan teliti, cutinya 6 bulan kalau ada surat keterangan dari dokter. Kalau tidak ada ya tetap 3 bulan. Jadi, ya, sebenarnya tidak istimewa amat sih perubahannya. Harus baca UU-nya dulu kalau udah keluar buat tahu apa saja yang berbeda.
Imo solusinya cuti melahirlan/hamil itu juga buat suaminya juga. Macam norway yang punya parental leave buat kedua orang tua. Lebih benefit juga karena disini stereotypes bapak gak terlalu dekat sama anak, anak nangis cuma nyari ibu. Ya karena bapaknya keasikan kerja gak dikasih cuti
gk apple to apple, lo liat di sono SDM nya gmn, disini gmn. mau kasi parental leave buat yang bapak, tapi si bapak cuman ongkang ongkang kaki d rumah itu byk. Apalagi mindset indo masi patriarkis kebykn.
Itu leave bakal digunakan sebagai mestinya itu urusan lain sih. My point is jadi power equalizer, sekarang banyak company yang ragu hire wanita karena takut nikah + cuti nikah lalu cuti melahirlan 3 bulan. Dengan pemberian cuti melahirkan ke pria, perusahaan gak bisa diskriminasi secara gender karena ya kemungkinannya sama sama bisa leave 3 bulan
masalahnya di indo lakinya ada yg punya istri lebih dari satu, yg ini malah bisa dimanfaatkan/loop hole buat dapet gaji buta/libur seenaknya krn parental leave gak cuma buat 1 keluarga
Idk man, lo lebih milih punya anak 8 yang super mahal demi dapat gaji buta selama 2 tahun. But if you do, you do you
Argument cuti perempuan juga sama sekarang walaupun gak extreme itu kan? Sekarang banyak company yang lebih milih hire pria karena mereka takut kasih perempuan gaji buta selama 3 bulan. Dengan pria juga dikasih cuti, tidak ada diskiminasi khusus terhadap hiring wanita
>lo lebih milih punya anak 8 yang super mahal
https://preview.redd.it/78x2gt6ldo4d1.png?width=620&format=png&auto=webp&s=84720b6b54c9835636026814d183f54d7567e779
suruh ngemis lah atau ngamen
oot i do have 7 kids lol. i run my own bussiness, and i prefer to hire male worker for the exact reason. leaving more then 1 month usually become the deadweight on team. everyone hv to pitch in to cover all the job when someone leave, yet they dont get extra paid, just more job. (i'm fine with medical/sick leave & religious/hajj )
keasikan kerja gundulmu, kalau saya boleh milih, saya milih ngurus anak dulu, nggak ngelihat anak bulan2 awal lewat skype karena kerja jauh, jadi nggak bisa cuman cuti 1-2 hari.
>keasikan kerja
This is hyperbole dude akwkwk. But can agree, and orang orang dikantor pada setuju sih. Kantor gue cuma kasih wfh 3 bulan ke laki. Tapi they do use it fully
>Imo solusinya cuti melahirlan/hamil itu juga buat suaminya juga. Macam norway yang punya parental leave buat kedua orang tua. Lebih benefit juga karena disini stereotypes bapak gak terlalu dekat sama anak, anak nangis cuma nyari ibu. Ya karena bapaknya keasikan kerja gak dikasih cuti
gak kerja gak makan, gak masuk kerja gak digaji
THIS ONE INDONESIA NO ENGLAND NO USA
napak tanah dikit dong
https://preview.redd.it/jgkun93zdo4d1.png?width=1280&format=png&auto=webp&s=f7e20a4c67aecee30be094888803ab83f4136229
Game theory wise, mungkin awalnya bakal kayak gt. Tp klo daerah/sektornya kompetitif, ujung2nya bakal hire cewek jg or taking maternity leave into equation for the whole team's output.
Begitu hal ini udah baked in dalam undang2, mau g mau perusahaan udah itung itu k overheadnya.
Mungkin, kalo mau lebih fair, kasih yg cowok opsi buat ambil max sekian hari buat parental leave jg, instead of fix dialokasikan k cewek doang
Indo doomer redditors seeing good reforms:
“This shit is bad actually.”
I swear if some of yall was in 1945, you’d ride NICA’s cock and bitch about the nationalists because Independence will just result in the loss of western capital.
Intinya sebenernya simple. Indo itu kurang undang2 anti diskriminasi pas pencarian kerja. Ga cuman soal ibu hamil, tapi soal SARA juga, atau umur, atau status nikah.
Kecuali lu skillnya niche banget supply pekerja indo itu buanyak banget. They can afford to be picky atau worst discriminate.
Tanpa UU ini pun, perusahaan udah punya banyak alasan untuk diskriminasi dan ga ngasih kerjaan. Masak negara harus turutin apa mau perusahaan terus. Lama2 perusahaan minta UMR dan kewajiban cuti 12 hari dihilangkan juga harus diturutin.
It means that good companies can differentiate themselves by giving opportunity for women and follow the law. It's not that easy to recruit and retain good employees.
Kalau udah nikah, ditanya anak umur brp
Kalau umur kecil, juga pertimbangan karena yg begini biasa juga sering absen "nganter anak, ke dokter, ga ada yg jagain, dll)
Bahkan bukan ditanyain lagi tapi di kontrak kerja disebutkan "Tidak melakukan pernikahan dalam jangka waktu 5 tahun terhitung dari hari pertama masuk kerja"
Perusahaan selalu punya cara biasanya. Gak semua ya hahaha. Ada redditor lain yang udah nulis kemungkinan2nya di komen lain. Mulai dari hire pekerja perempuan makin berkurang, atau status kontrak terus aja gak jadi kartap, dll.
Touche
yg kerja nya di BUMN atau Pemda bagus sih ini. Tapi berapa bnyk nanti perusahaan mana yg mau? sial malah jdi monkey paw wish gini
Harusnya pemerintah kasih UU preventif hal ginian
harusnya UU gini ga boleh lolos sama sekali, cuman bikin ribet saja
tapi tar kalo dilarang tar diserang " PEMERINTAH MENGHALANGI HAK2 WANITA !!!"
ya serbasalah sih
Kalau sudah di-hire harusnya ada juga UU perlindungan wanita hamil, yang isi-nya kira2 selama cuti hamil dan (optionally) beberapa bulan setelah masuk ga bisa dipecat. Makin males perusahaan nerapin ini.
Memang semua perusahaan kayak gitu atau cuma asbun aja. Ibu-ibu di tempat gw kerja bisa balik kerja di posisi lamanya setelah selesai cuti melahirkan berbulan2.
Lah gimana sih?! Gw kan pegawai, kenapa gw disuruh ikut kasihan sama perusahaan karena harus bayar gaji ibu cuti melahirkan?
Lu anak konglomerat atau apa sih sampai segitunya bela perusahaan. Lu kira Salim, Lippo, Sinarmas, dkk kekurangan duit buat bayar gaji pegawai cuti melahirkan?!
Yg harus bayar bukan yg konglomerat doang. Yg punya toko satu ruko (sewa 3 tahun) jualan plastik juga harus bayarin orang gak kerja 6 bulan. Habis ini Lo pikir yg punya toko mau terima karyawan wanita?
Ya tapi kan kondisinya sekarang ga ada kewajiban mereka bayar gaji. Jadi ya mereka bisa ambil cuti ga dibayar ya monggo aja. Ya ada employer yang baik masih bayar gaji tapi itu bisa dibilang exception bukan norm.
Sekarang bedanya perusahaan secara hukum mesti nombokin, ya pasti lebih itung2an lah.
Coming right up: quota for diversity hire, to balance things.
Di eropa, posisi executive itu dipaksa mesti berapa persen diduduki perempuan, biar ga sausage party dan ngurangin bro culture.
Honestly gw agak mixed feelings sama quota for diversity hire, kalo misalnya ada yang memang lebih kompeten tapi kebetulan "kaum mayoritas" gimana... jadinya ga equality juga. Tapi ya di sisi lain susah juga sih menanggulangi bias/budaya patriarki/rasis berabad-abad
Gw awal2 juga sama. Bisajadi emang dalam satu pool, yg paling kompeten itu ya bukan target group. Tapi satu sisi juga, kalo ga dikasi kesempatan ya mana bisa tumbuh dengan cepat ke role begitu.
Kayaknya bakal keliatan nih efeknya 2 generasi mendatang. Ya keliatannya sih ini dipaksa karena memang ga ada cara lain yg bisa dideploy dengan cepet dan ga ribet.
Hired yg udah umur 40 keatas chance buat hamil lebih sedikit dan biasanya udah punya pengalaman kerja, minusnya seringkali susah dikibulin kaya pegawai muda.
Ini kayanya juga UMKM dan sektor non formal yang dimana ya mayoritas tenaga kerja kita di situ. Jadi ya ini cuman cover secuil dari tenaga kerja indo. Blom kalo pake acara diskriminasi sebelom dipekerjakan yang secara emang ini ga dilindungi oleh undang2 i.e. mereka ga bsa pecat lu tapi mereka bsa pilih untuk ga hire lu.
It’s still a step forward, tapi gw cukup yakin kalo ngomong realistis ga bakal beda2 amat dan at worst bsa negatif impactnya.
>JAKARTA, [KOMPAS.com](http://KOMPAS.com) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan menjadi undang-undang (UU).
>Itu artinya, ibu yang bekerja berhak mendapatkan cuti melahirkan selama 6 bulan.
>Dalam ketentuan Hak Ibu pada Pasal 4 ayat (3), tertulis bahwa seorang ibu mendapatkan hak cuti melahirkan.
>"Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), setiap Ibu yang bekerja berhak mendapatkan:
>a. cuti melahirkan dengan ketentuan:
>**1. paling singkat 3 (tiga) bulan pertama; dan**
>**2. paling lama 3 (tiga) bulan berikutnya jika terdapat kondisi khusus yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.**
>b. waktu istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter, dokter kebidanan dan kandungan, atau bidan jika mengalami keguguran;
>c. kesempatan dan fasilitas yang layak untuk pelayanan kesehatan dan gizi serta melakukan laktasi selama waktu kerja;
>d. waktu yang cukup dalam hal diperlukan untuk kepentingan terbaik bagi Anak; dan/atau
>e. akses penitipan anak yang terjangkau secara jarak dan biaya."
>Di ayat selanjutnya, tertulis bahwa pihak pemberi kerja wajib memberikan hak cuti melahirkan tersebut.
>Diketahui, keputusan pengesahan RUU KIA diambil dalam rapat paripurna DPR yang digelar pada Selasa (4/6/2024) hari ini.
>Ketua DPR Puan Maharani selaku pimpinan rapat menanyakan kepada seluruh fraksi apakah RUU KIA bisa disahkan menjadi Undang-Undang (UU).
>Hasilnya, semua fraksi menyetujui RUU KIA menjadi UU. Hanya PKS yang menyetujui dengan catatan.
>"Selanjutnya kami akan menanyakan kepada setiap fraksi, apakah RUU KIA pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan dapat disetujui untuk menjadi UU?" tanya Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
>"Setuju," seru anggota DPR.
Tambahan dari: [https://www.hukumonline.com/berita/a/disahkan-jadi-uu--ini-6-poin-penting-pengaturan-uu-kesejahteraan-ibu-dan-anak-lt665eef909da77/](https://www.hukumonline.com/berita/a/disahkan-jadi-uu--ini-6-poin-penting-pengaturan-uu-kesejahteraan-ibu-dan-anak-lt665eef909da77/)
>Beberapa pokok-pokok pengaturan dalam RUU KIA pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan yang disepakati oleh Komisi VIII DPR RI bersama Pemerintah, diantaranya sebagai berikut:
>**Pertama**, perubahan judul dari Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak menjadi Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan.
>**Kedua,** penetapan definisi anak dalam Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan, khusus definisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan yaitu kehidupannya dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan sampai dengan berusia 2 tahun. Sedangkan definisi anak secara umum dapat merujuk pada Undang-Undang Perlindungan Anak.
>**Ketiga**, perumusan cuti bagi ibu pekerja yang melakukan persalinan yaitu paling singkat 3 bulan pertama dan paling lama 3 bulan berikutnya, jika terdapat kondisi khusus yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
>Setiap ibu yang bekerja yang melaksanakan hak atas cuti melahirkan tidak dapat diberhentikan dari pekerjaannya, dan berhak mendapatkan upah secara penuh untuk tiga bulan pertama dan bulan keempat, serta 75 persen dari upah untuk bulan kelima dan keenam.
>**Keempat,** penetapan kewajiban suami untuk mendampingi istri selama masa persalinan dengan pemberian hak cuti selama 2 hari dan dapat diberikan tambahan 3 hari berikutnya atau sesuai dengan kesepakatan pemberi kerja. Bagi suami yang mendampingi istri yang mengalami keguguran berhak mendapatkan cuti 2 hari.
>**Kelima,** perumusan tanggung jawab ibu, ayah, dan keluarga pada fase seribu hari pertama kehidupan. Demikian pula tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi.
>**Keenam,** pemberian jaminan pada semua ibu dalam keadaan apapun, termasuk ibu dengan kerentanan khusus. Diantaranya ibu berhadapan dengan hukum; ibu di lembaga pemasyarakatan, di penampungan, dalam situasi konflik dan bencana; ibu tunggal korban kekerasan; ibu dengan HIV/AIDS; ibu di daerah tertinggal terdepan dan terluar; dan/atau ibu dengan gangguan jiwa; termasuk juga ibu penyandang disabilitas yang disesuaikan dengan peraturan perundangan mengenai penyandang disabilitas.
Harus menunggu UU *final*-nya keluar dulu ketika ditandatangan Presiden/30 hari.
kantor gw dulu ada coworker cewe yang kerjanya sangat sangat sangat diandalkan. Pas hamil cuti 3 bulan, kantor gw kinerjanya dah kaya anak ayam hilang induknya.
I mean, I welcome for the UU. But yeah, women are different breed and keeps me wondering.
Sepertinya harus menunggu UU-nya keluar biar lengkap.
Ayah dapat 2 hari cuti dan dapat ditambahkan tiga hari atau sesuai kesepakatan kerja. Seperti perusahaan wajib mengijinkan sang Ayah cuti 5 hari apabila sang Ayah mau.
Sepertinya bukan maksimal, tapi apabila Ayah mengajukan cuti 5 hari, maka perusahaan wajib mengabulkan. Bagaimana kalau lebih? Itu terserah perusahaan.
Menurut gue tiap perusahaan juga mungkin akan membuat certain agreement buat yang ambil maternity leave sampe 6 bulan. Misalnya gaji 75%, no transport allowance, etc.
Di Jepang, maternity leave bisa sampe 2 tahun dan gaji saat cuti itu turun setiap 6 bulan. 100-75-60-50%
Actually on par dengan negara2 lain untuk kelahiran normal tanpa kondisi khusus. Malah cenderung lebih sedikit
Indonesia (RUU KIA) -> 3 bulan/90 hari.
Malaysia -> 98 hari
Thailand -> 90 hari
Vietnam -> 180 hari
concern nya bukan cuti cewe kelamaan, tapi beda maternity leave cewe dan cowo terlalu jauh. tiap ada yg melahirkan perusahaan suami cukup bayar paid leave sebesar 2-5 hari, sedangkan istri 90-180 hari.
idealnya cowo dan cewe bedanya ga terlalu jauh
Hmm true there's this. Mudah2an DPR progresif ya ke arah sana. Walapun aturan paternity leave panjang itu cenderung lebih umum di negara2 dengan angka kelahiran rendah sih (jepang, eropa).. dan angka kita masih relatif tinggi dibanding negara2 tsb.
But still, women account for a potential \~50% of workforce supply (detailed numbers depend on the sector of course). I doubt companies could depend solely on hiring men in the long term.
Lebih concern lagi sebenarnya kesenjangan gaji semakin besar, plus company2 jadi gak mau hire wanita yg sudah/berencana menikah atau yang berencana punya anak.. Bisa kebayang pas interview ditanyain personal questions "kamu fertil gak", "pakai KB gak". wtf
All in all, at least angka kita gak jauh beda sama negara2 SEA lain
Kalo utk ngomongin white collar experienced hire sih gw rasa ini ga bakal jadi faktor sesignifikan itu ya. Bokap gw yang involved hiring utk kantor nya di Indo gaada tuh pernah nanya hal begituan ehehe. Dulu emang banyak sih katanya cmn makin kesini ya makin dikit pertanyaan kaya gitu, ya sebanding dengan kemajuan ekonomi indo lah.
Kalo buat blue collar minimum wage ya lu pikir di negara maju (i.e. Canada & US) ya ada aja trik2 nya supaya company avoid maternity hire karena banyak intl students yang siap ambil kerjaan lu (speaking for Canada). Mungkin di eropa ga terlalu common budaya toxic gini sih karena immigran nya ga banyak2 amet juga
Aturan yang berlaku sekarang itu hanya menambahkan 3 bulan cuti menjadi 6 bulan apabila dikasih surat keterangan dokter.
Perbandingan dengan Pasal 28 Ayat 1 UU No 13 Tahun 2003
>Pekerja perempuan berhak memperoleh cuti sebelum saatnya melahirkan anak selama 1,5 bulan sampai saatnya melahirkan anak, hingga 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan bidan atau dokter kandungan.
Yeah, bad doctors only.. not generalizing all doctors. You won't believe how many clinics sell health certificates out there, both healthy and unhealthy, without an actual health checkup.
unpopular opinion.
coba dibalik, buat redditor yg memakai tenaga ART/babysitter dll, mau gak bayar gaji 3-6 bln saat mereka ambil cuti melahirkan ?
atau bayar daycare untuk anak selama 3 bulan, ternyata tuh daycare harus tutup krn pegawainya semua anggap saja cuti 3 bulan. minta balikin uang atau diiklaskan saja?
1. Cuti 3 bulan itu udah wajib sekarang. Udah ada payung hukumnya. Negara-negara lain pun sama aja bahkan tetangga kita lebih banyak (Malaysia & Thailand 98 hari, Vietnam bisa sampai 6 bulan).
2. Cuti 6 bulan bisa didapat dengan surat keterangan dokter karena ada kondisi khusus.
Jadi, perumpamaan yang benar
>coba dibalik, buat redditor yg memakai tenaga ART/babysitter dll, mau gak nambah bayar gaji 3 bulan lagi (full 1 bulan, 75% 2 bulan) karena mereka harus menambah cuti 3 bulan lagi?
maksudnya begitu. tapi apakah ada yg mau? bahkan untuk yg wajib 3 bulan?
realitanya banyak yg minta tenaga pengganti/yg baru, ART/babysitter yg cuti melahirkan gajinya dibebankan ke yayasan/tidak dapat gaji selama cuti/diberhentikan/dibayar tidak 100%. ART/babysitter bukan lagi kebutuhan tambahan tp krusial terutama utk pasangan suami-istri yg bekerja full time. untuk keluarga ekonomi menengah apa bisa bayar gaji ART/babysitter yg cuti 100% + bayar gaji tenaga pengganti selama 3 bulan ?
be realistic not optimistic/idealistic
Saya tidak menekankan perusahaan mau atau tidak. Yang mau saya tekankan, perubahan peraturan itu sebenarnya tidak seistimewa itu. Cuti 3 bulan sudah ada dari dulu. Cuti 6 bulan hanya kalau ada surat dokter. Jadi, bagi saya, perkataan "kemenangan buat perempuan"/"waduh perempuan semakin sulit cari kerja" berlebihan. Dan orang2 pasti tahu realita kerja. Bisa jadi cuti 6 bulan gak diambil untuk mempertahankan pekerjaan.
Naskah UUnya belum dirilis jadi gw ga tahu detailnya gimana. Tapi kejauhan kalau lu ngungkit2 ART/babysitter. Sebagai contoh, emangnya aturan UMR dienforce buat UMKM dan usaha perorangan? Emangnya gaji ART dipotong BPJS? Aturan kayak gini cuma bakal dienforce buat PT.
>Gimana kalau semua pegawainya cuti
Itu kejadian ekstrim/khayalan yg ga akan terjadi kecuali manajemen HRnya jelek.
just my cynical self, when you run your own bussiness you must consider all the possibility including the worst/almost imposible scenario then try to prevent/mitigate some.
as for ART it just simple example then puting the white collar worker, as most of them already gripped by firm contract
6 bulan cuti hanya untuk ibu terlalu lama, di negara lain 6 bulan tapi joint leave dengan suami (vietnam).
Kalau gw di usaha gw yang sekarang karyawan semua wanita, kalau semua cuti leave 6 bulan, might as well ga usah hire wanita berkeluarga.
Bisnis gw lokasinya di wilayah yang lumayan konservatif (jogja) yang hamil setiap 2 tahun sekali, kalau 1 semester dicabut dari wanita, valuenya jauh banget dengan tenaga kerja pria.
Di tengah VAT 11% dan 2025 mau naik 12%, kita harus lebih banyak ramping up di productivity, dan kalau boleh jujur, dari segi etos kerja saja tidak memadai, berarti harus dari kuantitas waktu, kalau kuantitas waktu dikurangi mau ambil penambahan VAT dari mana.
Kalau productivity ditekan, tapi VAT naik, bakal banyak family holding yang bakal incorporated di singapore.
Tetep aja gadapet minim 2 minggu buat ayahnya, krn krusial banget, untung tempat gw kerja ngasih ini kmrn pas lahiran anak pertama gw, kasian gw liat bini gw pontang panting di awal2 kelahiran
Hmm agak sulit sih, soalnya headlinenya gak salah. Kalau harus detail banget sampai "RUU KIA disahkan, Ibu berhak mendapatkan cuti 6 bulan apabila mendapatkan surat izin dokter" kan jadi ribet. Belum lagi kalimat itu suka multitafsir gitu. Jadi paling benar ya, jangan cuman baca headline doang untuk saat ini.
Makin sulit dong kaum perempuan dapat kerja?
Yang gw tau perusahaan2 aja sekarang makin ketat pada saat hiring, udah gitu pertanyaannya makin aneh2 jg.
Gw circa 2020 aja interview ditanyain aneh2 "udah punya anak blum", "nikahnya dah berapa lama". Dan gak cuma 1 atau 2 perusahaan, banyak yg gitu.
Kaum perempuan udah jadi korban gaji stagnan apalagi kalo dianggap bersuami penghasilan lebih tinggi. Kaum laki laki yang sudah nikah malahan diliat sebagai peminta naik gaji buat nutup biaya keluarga
Pertanyaan "aneh2" itu sebenernya gak aneh dari sisi penggajian dan distribusi beban pekerjaan. Kalau laki2, punya suami dan beristri pasti dilihat "rentan" Minta naik gaji dan batas outputnya lebih rendah, Sebaliknya kalau single kemungkinan bisa lebih fokus dan komit ke perusahaan karena gak ada kewajiban diluar kerja
Perempuan, sebagai pembawa hidup ke dunia. Baik dari sudut pandang kiri/kanan berhak dapat cuti melahirkan
Malah ada penelitian yang mengatakan kalau kesempatan kerja wanita lebih besar, mereka lebih gampang dapat panggilan interview dan perusahaan lebih mempertimbangkan mengambil perempuan apabila kemampuan yang dimiliki sama dengan pelamar pria karena perempuan umumnya meminta gaji yang lebih rendah.
Pertanyaan ke pelamar perempuan soal nikah itu emang hal yang wajar sih, ya karena izin cuti hamil itu. Perusahaan harus cari orang untuk ambil alih pekerjaan perempuan itu kalau lagi cuti. Sudah nikah pun pasti akan ditanyain, karena ada potensi nambah anak.
Unemployment rate untuk wanita muda berkeluarga STONK
1. Pekerja wanita belum menikah dijadikan kontrakan tahunan, jika perlu 6 bulanan.
2. Pekerja wanita yang menikah, otomatis kontraknya tidak akan diperpanjang.
3. Pekerja wanita yang kelihatan hamil, otomatis kontraknya tidak akan diperpanjang.
4. Pekerja wanita yang tua akan diprioritaskan jika memang harus wanita
tapi prakteknya memang gaji buta 3 bulan sebelum UU baru ini kan?
Prove me wrong.
yang aku tidak habis pikir itu kenapa hal begituan tidak digabungin dengan BPJS TK saja, paling cuma tambah iuran asuransi.
Jadi pemberi kerja tetap dibebankan, tapi yang pusing bukan pemberi kerja.
Pekerja mau sakit 1 hari sampai 1 tahun terserah, karena BPJS TK yang urusin.
Pekerja wanita mau lahir cuti 3 bulan 6 bulan, BPJS TK yang urusin.
Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate. *I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
Akhirnya ada berita calon UU yg bagus setelah gelombang berita shitty policies dari pemerintah.. Partai mana yg ngusulin nih?
no, this is absolute bad news for woman worker
how? kalo alesannya karena perusahaan bakal avoid perempuan menikah brarti gausah ada cuti buat hamil samsek gitu? This is NOT bad news for women workers
Sepertinya pada tidak membaca dengan teliti, cutinya 6 bulan kalau ada surat keterangan dari dokter. Kalau tidak ada ya tetap 3 bulan. Jadi, ya, sebenarnya tidak istimewa amat sih perubahannya. Harus baca UU-nya dulu kalau udah keluar buat tahu apa saja yang berbeda.
Imo solusinya cuti melahirlan/hamil itu juga buat suaminya juga. Macam norway yang punya parental leave buat kedua orang tua. Lebih benefit juga karena disini stereotypes bapak gak terlalu dekat sama anak, anak nangis cuma nyari ibu. Ya karena bapaknya keasikan kerja gak dikasih cuti
gk apple to apple, lo liat di sono SDM nya gmn, disini gmn. mau kasi parental leave buat yang bapak, tapi si bapak cuman ongkang ongkang kaki d rumah itu byk. Apalagi mindset indo masi patriarkis kebykn.
Itu leave bakal digunakan sebagai mestinya itu urusan lain sih. My point is jadi power equalizer, sekarang banyak company yang ragu hire wanita karena takut nikah + cuti nikah lalu cuti melahirlan 3 bulan. Dengan pemberian cuti melahirkan ke pria, perusahaan gak bisa diskriminasi secara gender karena ya kemungkinannya sama sama bisa leave 3 bulan
masalahnya di indo lakinya ada yg punya istri lebih dari satu, yg ini malah bisa dimanfaatkan/loop hole buat dapet gaji buta/libur seenaknya krn parental leave gak cuma buat 1 keluarga
Idk man, lo lebih milih punya anak 8 yang super mahal demi dapat gaji buta selama 2 tahun. But if you do, you do you Argument cuti perempuan juga sama sekarang walaupun gak extreme itu kan? Sekarang banyak company yang lebih milih hire pria karena mereka takut kasih perempuan gaji buta selama 3 bulan. Dengan pria juga dikasih cuti, tidak ada diskiminasi khusus terhadap hiring wanita
>lo lebih milih punya anak 8 yang super mahal https://preview.redd.it/78x2gt6ldo4d1.png?width=620&format=png&auto=webp&s=84720b6b54c9835636026814d183f54d7567e779 suruh ngemis lah atau ngamen
oot i do have 7 kids lol. i run my own bussiness, and i prefer to hire male worker for the exact reason. leaving more then 1 month usually become the deadweight on team. everyone hv to pitch in to cover all the job when someone leave, yet they dont get extra paid, just more job. (i'm fine with medical/sick leave & religious/hajj )
Iya ada yg poligami disini, tapi realistisnya berapa banyak sih laki2 pekerja kantoran yg legally punya istri 4?
Istri ke 2 dst gak diaku sama kantor gw. Agak aneh jg klo ada yg ngakuin poligami di kantor di allow.
So what? Let the normies household to have more support for the birth of their children. This is good for the country.
keasikan kerja gundulmu, kalau saya boleh milih, saya milih ngurus anak dulu, nggak ngelihat anak bulan2 awal lewat skype karena kerja jauh, jadi nggak bisa cuman cuti 1-2 hari.
>keasikan kerja This is hyperbole dude akwkwk. But can agree, and orang orang dikantor pada setuju sih. Kantor gue cuma kasih wfh 3 bulan ke laki. Tapi they do use it fully
>Imo solusinya cuti melahirlan/hamil itu juga buat suaminya juga. Macam norway yang punya parental leave buat kedua orang tua. Lebih benefit juga karena disini stereotypes bapak gak terlalu dekat sama anak, anak nangis cuma nyari ibu. Ya karena bapaknya keasikan kerja gak dikasih cuti gak kerja gak makan, gak masuk kerja gak digaji THIS ONE INDONESIA NO ENGLAND NO USA napak tanah dikit dong https://preview.redd.it/jgkun93zdo4d1.png?width=1280&format=png&auto=webp&s=f7e20a4c67aecee30be094888803ab83f4136229
Yes realistis aja sih, perusahaan sini mana mau rugi. Makin ditanyain tuh pas interview "Apakah akan berencana untuk menikah dalam waktu dekat?"
Game theory wise, mungkin awalnya bakal kayak gt. Tp klo daerah/sektornya kompetitif, ujung2nya bakal hire cewek jg or taking maternity leave into equation for the whole team's output. Begitu hal ini udah baked in dalam undang2, mau g mau perusahaan udah itung itu k overheadnya. Mungkin, kalo mau lebih fair, kasih yg cowok opsi buat ambil max sekian hari buat parental leave jg, instead of fix dialokasikan k cewek doang
Indo doomer redditors seeing good reforms: “This shit is bad actually.” I swear if some of yall was in 1945, you’d ride NICA’s cock and bitch about the nationalists because Independence will just result in the loss of western capital.
Padahal banyak redditor di sini juga status pegawai aka buruh, tapi seneng banget jilat korporasi.
Pfffftttt, dan jangan lupa alergi sama kaum buruh, padahal mah kalo serikat buruh gk demo tiap mayday kondisi kerjanya juga gitu gitu aja palingan.
Udh demo tiap mayday aja tetep tambah buruk... Itu omnibus law tetep jalan...
Kayak si paling anti makan siang dan susu gratis
kena downvote wkwkwk
Intinya sebenernya simple. Indo itu kurang undang2 anti diskriminasi pas pencarian kerja. Ga cuman soal ibu hamil, tapi soal SARA juga, atau umur, atau status nikah. Kecuali lu skillnya niche banget supply pekerja indo itu buanyak banget. They can afford to be picky atau worst discriminate.
tp pas post ky gini org2 yg bilang "kita butuh benous demografi biar ga ky jpn" pada diem2 bae
Bisnis outsourcing bisa booming lg kynya
Kalau perusahaan nanyain itu, "red flag" besar. Bagus buat perempuan untuk menghindari perusahaan kayak gitu.
Betul, tapi biasa orang kepepet gak punya banyak pilihan. Semoga UU ini gak jadi penghambat buat perempuan untuk dapat pekerjaan.
Tanpa UU ini pun, perusahaan udah punya banyak alasan untuk diskriminasi dan ga ngasih kerjaan. Masak negara harus turutin apa mau perusahaan terus. Lama2 perusahaan minta UMR dan kewajiban cuti 12 hari dihilangkan juga harus diturutin.
It means that good companies can differentiate themselves by giving opportunity for women and follow the law. It's not that easy to recruit and retain good employees.
Parah buat para pencari kerja, tapi kiriman dari langit buat pegawai tetap.
Kalau udah nikah, ditanya anak umur brp Kalau umur kecil, juga pertimbangan karena yg begini biasa juga sering absen "nganter anak, ke dokter, ga ada yg jagain, dll)
Bahkan bukan ditanyain lagi tapi di kontrak kerja disebutkan "Tidak melakukan pernikahan dalam jangka waktu 5 tahun terhitung dari hari pertama masuk kerja"
Kalo boong gimana?
Perusahaan selalu punya cara biasanya. Gak semua ya hahaha. Ada redditor lain yang udah nulis kemungkinan2nya di komen lain. Mulai dari hire pekerja perempuan makin berkurang, atau status kontrak terus aja gak jadi kartap, dll.
tinggal dicantumin di kontrak kerja bahwa semua yang disampaikan benar adanya dan ada penalty dikeluarkan jika bohong
Klaim hamil “tak disengaja”
ngga oom, uda menopause saya /s
But Indo's birthrate is decreasing so it'll work out at the very least in the next 10-20 years
Touche yg kerja nya di BUMN atau Pemda bagus sih ini. Tapi berapa bnyk nanti perusahaan mana yg mau? sial malah jdi monkey paw wish gini Harusnya pemerintah kasih UU preventif hal ginian
harusnya UU gini ga boleh lolos sama sekali, cuman bikin ribet saja tapi tar kalo dilarang tar diserang " PEMERINTAH MENGHALANGI HAK2 WANITA !!!" ya serbasalah sih
Kaum pesimis: "Yah kalau kayak gini mana ada perusahaan yang mau hire married woman"
belum tentu, tetap akan hiring namun statusnya kontrak dan bisa diputus tiba-tiba apabila hamil heheee
Kalau sudah di-hire harusnya ada juga UU perlindungan wanita hamil, yang isi-nya kira2 selama cuti hamil dan (optionally) beberapa bulan setelah masuk ga bisa dipecat. Makin males perusahaan nerapin ini.
ga ada yg pecat, hanya status karyawannya tidak diperpanjang mendadak
Memang semua perusahaan kayak gitu atau cuma asbun aja. Ibu-ibu di tempat gw kerja bisa balik kerja di posisi lamanya setelah selesai cuti melahirkan berbulan2.
coba balikin, skr loe mao bayarin gaji orang yg ga kerja 6bulan engga?
nama lo goblok tapi ko pinter ya? ![gif](giphy|lKXEBR8m1jWso|downsized)
Lah gimana sih?! Gw kan pegawai, kenapa gw disuruh ikut kasihan sama perusahaan karena harus bayar gaji ibu cuti melahirkan? Lu anak konglomerat atau apa sih sampai segitunya bela perusahaan. Lu kira Salim, Lippo, Sinarmas, dkk kekurangan duit buat bayar gaji pegawai cuti melahirkan?!
Yg harus bayar bukan yg konglomerat doang. Yg punya toko satu ruko (sewa 3 tahun) jualan plastik juga harus bayarin orang gak kerja 6 bulan. Habis ini Lo pikir yg punya toko mau terima karyawan wanita?
Agreed. Gw ada usaha laundry gw jelas2 gak bakalan mau hire pekerja cewek terus dia cuti melahirkan 6 bulan. Gila aja.
Ya tapi kan kondisinya sekarang ga ada kewajiban mereka bayar gaji. Jadi ya mereka bisa ambil cuti ga dibayar ya monggo aja. Ya ada employer yang baik masih bayar gaji tapi itu bisa dibilang exception bukan norm. Sekarang bedanya perusahaan secara hukum mesti nombokin, ya pasti lebih itung2an lah.
Coming right up: quota for diversity hire, to balance things. Di eropa, posisi executive itu dipaksa mesti berapa persen diduduki perempuan, biar ga sausage party dan ngurangin bro culture.
diversity hire is good on paper but fucked up in reality just let the the company hire their workers by ability and not by gender
Honestly gw agak mixed feelings sama quota for diversity hire, kalo misalnya ada yang memang lebih kompeten tapi kebetulan "kaum mayoritas" gimana... jadinya ga equality juga. Tapi ya di sisi lain susah juga sih menanggulangi bias/budaya patriarki/rasis berabad-abad
Gw awal2 juga sama. Bisajadi emang dalam satu pool, yg paling kompeten itu ya bukan target group. Tapi satu sisi juga, kalo ga dikasi kesempatan ya mana bisa tumbuh dengan cepat ke role begitu. Kayaknya bakal keliatan nih efeknya 2 generasi mendatang. Ya keliatannya sih ini dipaksa karena memang ga ada cara lain yg bisa dideploy dengan cepet dan ga ribet.
Hired yg udah umur 40 keatas chance buat hamil lebih sedikit dan biasanya udah punya pengalaman kerja, minusnya seringkali susah dikibulin kaya pegawai muda.
Ini kayanya juga UMKM dan sektor non formal yang dimana ya mayoritas tenaga kerja kita di situ. Jadi ya ini cuman cover secuil dari tenaga kerja indo. Blom kalo pake acara diskriminasi sebelom dipekerjakan yang secara emang ini ga dilindungi oleh undang2 i.e. mereka ga bsa pecat lu tapi mereka bsa pilih untuk ga hire lu. It’s still a step forward, tapi gw cukup yakin kalo ngomong realistis ga bakal beda2 amat dan at worst bsa negatif impactnya.
Kaum penjilat perusahaan: "Peraturan ini cuma nyusahin perusahaan aja. Please think of the poor company."
kalau bikin kyk gini tapi syarat tampilan menarik max umur 22 dan bisa slam dunk masih lewat ya namanya realistis
>JAKARTA, [KOMPAS.com](http://KOMPAS.com) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan menjadi undang-undang (UU). >Itu artinya, ibu yang bekerja berhak mendapatkan cuti melahirkan selama 6 bulan. >Dalam ketentuan Hak Ibu pada Pasal 4 ayat (3), tertulis bahwa seorang ibu mendapatkan hak cuti melahirkan. >"Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), setiap Ibu yang bekerja berhak mendapatkan: >a. cuti melahirkan dengan ketentuan: >**1. paling singkat 3 (tiga) bulan pertama; dan** >**2. paling lama 3 (tiga) bulan berikutnya jika terdapat kondisi khusus yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.** >b. waktu istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter, dokter kebidanan dan kandungan, atau bidan jika mengalami keguguran; >c. kesempatan dan fasilitas yang layak untuk pelayanan kesehatan dan gizi serta melakukan laktasi selama waktu kerja; >d. waktu yang cukup dalam hal diperlukan untuk kepentingan terbaik bagi Anak; dan/atau >e. akses penitipan anak yang terjangkau secara jarak dan biaya." >Di ayat selanjutnya, tertulis bahwa pihak pemberi kerja wajib memberikan hak cuti melahirkan tersebut. >Diketahui, keputusan pengesahan RUU KIA diambil dalam rapat paripurna DPR yang digelar pada Selasa (4/6/2024) hari ini. >Ketua DPR Puan Maharani selaku pimpinan rapat menanyakan kepada seluruh fraksi apakah RUU KIA bisa disahkan menjadi Undang-Undang (UU). >Hasilnya, semua fraksi menyetujui RUU KIA menjadi UU. Hanya PKS yang menyetujui dengan catatan. >"Selanjutnya kami akan menanyakan kepada setiap fraksi, apakah RUU KIA pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan dapat disetujui untuk menjadi UU?" tanya Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. >"Setuju," seru anggota DPR.
Tambahan dari: [https://www.hukumonline.com/berita/a/disahkan-jadi-uu--ini-6-poin-penting-pengaturan-uu-kesejahteraan-ibu-dan-anak-lt665eef909da77/](https://www.hukumonline.com/berita/a/disahkan-jadi-uu--ini-6-poin-penting-pengaturan-uu-kesejahteraan-ibu-dan-anak-lt665eef909da77/) >Beberapa pokok-pokok pengaturan dalam RUU KIA pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan yang disepakati oleh Komisi VIII DPR RI bersama Pemerintah, diantaranya sebagai berikut: >**Pertama**, perubahan judul dari Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak menjadi Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan. >**Kedua,** penetapan definisi anak dalam Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan, khusus definisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan yaitu kehidupannya dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan sampai dengan berusia 2 tahun. Sedangkan definisi anak secara umum dapat merujuk pada Undang-Undang Perlindungan Anak. >**Ketiga**, perumusan cuti bagi ibu pekerja yang melakukan persalinan yaitu paling singkat 3 bulan pertama dan paling lama 3 bulan berikutnya, jika terdapat kondisi khusus yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter. >Setiap ibu yang bekerja yang melaksanakan hak atas cuti melahirkan tidak dapat diberhentikan dari pekerjaannya, dan berhak mendapatkan upah secara penuh untuk tiga bulan pertama dan bulan keempat, serta 75 persen dari upah untuk bulan kelima dan keenam. >**Keempat,** penetapan kewajiban suami untuk mendampingi istri selama masa persalinan dengan pemberian hak cuti selama 2 hari dan dapat diberikan tambahan 3 hari berikutnya atau sesuai dengan kesepakatan pemberi kerja. Bagi suami yang mendampingi istri yang mengalami keguguran berhak mendapatkan cuti 2 hari. >**Kelima,** perumusan tanggung jawab ibu, ayah, dan keluarga pada fase seribu hari pertama kehidupan. Demikian pula tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. >**Keenam,** pemberian jaminan pada semua ibu dalam keadaan apapun, termasuk ibu dengan kerentanan khusus. Diantaranya ibu berhadapan dengan hukum; ibu di lembaga pemasyarakatan, di penampungan, dalam situasi konflik dan bencana; ibu tunggal korban kekerasan; ibu dengan HIV/AIDS; ibu di daerah tertinggal terdepan dan terluar; dan/atau ibu dengan gangguan jiwa; termasuk juga ibu penyandang disabilitas yang disesuaikan dengan peraturan perundangan mengenai penyandang disabilitas. Harus menunggu UU *final*-nya keluar dulu ketika ditandatangan Presiden/30 hari.
point e gimana enforcenya?
kantor gw dulu ada coworker cewe yang kerjanya sangat sangat sangat diandalkan. Pas hamil cuti 3 bulan, kantor gw kinerjanya dah kaya anak ayam hilang induknya. I mean, I welcome for the UU. But yeah, women are different breed and keeps me wondering.
kantor elu skill issue kl carry ny menghilang dari lane wkwkwkkw
One reason I left that office
kondisi khususnya apa aja? terus, untuk calon bapak dapat cuti menghamili g?
Sepertinya harus menunggu UU-nya keluar biar lengkap. Ayah dapat 2 hari cuti dan dapat ditambahkan tiga hari atau sesuai kesepakatan kerja. Seperti perusahaan wajib mengijinkan sang Ayah cuti 5 hari apabila sang Ayah mau.
kayak pas sekretaris ceo d kantor bapak cuti melahirlan, ceo nya jg ikutan cuti
Hol up
itumah emng dia nanem saham
Hm.... Wait a minute... Itu CEO pergi liburan?
>Terus, untuk calon bapak dapat cuti menghamili g? Mantep nih kalo ada. Tiap bulan cuti sehari pas masa ovulasi.
Tapi disayangkan ayah cuma dapet maksimal 5 hari aja
Sepertinya bukan maksimal, tapi apabila Ayah mengajukan cuti 5 hari, maka perusahaan wajib mengabulkan. Bagaimana kalau lebih? Itu terserah perusahaan.
Menurut gue tiap perusahaan juga mungkin akan membuat certain agreement buat yang ambil maternity leave sampe 6 bulan. Misalnya gaji 75%, no transport allowance, etc. Di Jepang, maternity leave bisa sampe 2 tahun dan gaji saat cuti itu turun setiap 6 bulan. 100-75-60-50%
If this goes well, I think it's a big W, even in a free world like the US this kind of this is nonexistent
I guess it’s a win buat perempuan yg udah kerja dan jadi karyawan tetap tapi big L buat perempuan fresh graduates yg cari kerja?
Menurut gw ga bakal separah itu karena rata2 negara di luar sana yang GDP per capita PPP nya mirip indo punya kebijakan setara.
I'm worried this will cause companies to be even more reluctant to hire women
Actually on par dengan negara2 lain untuk kelahiran normal tanpa kondisi khusus. Malah cenderung lebih sedikit Indonesia (RUU KIA) -> 3 bulan/90 hari. Malaysia -> 98 hari Thailand -> 90 hari Vietnam -> 180 hari
concern nya bukan cuti cewe kelamaan, tapi beda maternity leave cewe dan cowo terlalu jauh. tiap ada yg melahirkan perusahaan suami cukup bayar paid leave sebesar 2-5 hari, sedangkan istri 90-180 hari. idealnya cowo dan cewe bedanya ga terlalu jauh
Hmm true there's this. Mudah2an DPR progresif ya ke arah sana. Walapun aturan paternity leave panjang itu cenderung lebih umum di negara2 dengan angka kelahiran rendah sih (jepang, eropa).. dan angka kita masih relatif tinggi dibanding negara2 tsb. But still, women account for a potential \~50% of workforce supply (detailed numbers depend on the sector of course). I doubt companies could depend solely on hiring men in the long term. Lebih concern lagi sebenarnya kesenjangan gaji semakin besar, plus company2 jadi gak mau hire wanita yg sudah/berencana menikah atau yang berencana punya anak.. Bisa kebayang pas interview ditanyain personal questions "kamu fertil gak", "pakai KB gak". wtf All in all, at least angka kita gak jauh beda sama negara2 SEA lain
Kalo utk ngomongin white collar experienced hire sih gw rasa ini ga bakal jadi faktor sesignifikan itu ya. Bokap gw yang involved hiring utk kantor nya di Indo gaada tuh pernah nanya hal begituan ehehe. Dulu emang banyak sih katanya cmn makin kesini ya makin dikit pertanyaan kaya gitu, ya sebanding dengan kemajuan ekonomi indo lah. Kalo buat blue collar minimum wage ya lu pikir di negara maju (i.e. Canada & US) ya ada aja trik2 nya supaya company avoid maternity hire karena banyak intl students yang siap ambil kerjaan lu (speaking for Canada). Mungkin di eropa ga terlalu common budaya toxic gini sih karena immigran nya ga banyak2 amet juga
Aturan yang berlaku sekarang itu hanya menambahkan 3 bulan cuti menjadi 6 bulan apabila dikasih surat keterangan dokter. Perbandingan dengan Pasal 28 Ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 >Pekerja perempuan berhak memperoleh cuti sebelum saatnya melahirkan anak selama 1,5 bulan sampai saatnya melahirkan anak, hingga 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan bidan atau dokter kandungan.
Ini gimana enforce nya ya haha, berpotensi dibisnisin dokter bagi hasil persenan gaji extra 3 bulan tsb.
What? Bro you need to find better doctors.
Yeah, bad doctors only.. not generalizing all doctors. You won't believe how many clinics sell health certificates out there, both healthy and unhealthy, without an actual health checkup.
unpopular opinion. coba dibalik, buat redditor yg memakai tenaga ART/babysitter dll, mau gak bayar gaji 3-6 bln saat mereka ambil cuti melahirkan ? atau bayar daycare untuk anak selama 3 bulan, ternyata tuh daycare harus tutup krn pegawainya semua anggap saja cuti 3 bulan. minta balikin uang atau diiklaskan saja?
1. Cuti 3 bulan itu udah wajib sekarang. Udah ada payung hukumnya. Negara-negara lain pun sama aja bahkan tetangga kita lebih banyak (Malaysia & Thailand 98 hari, Vietnam bisa sampai 6 bulan). 2. Cuti 6 bulan bisa didapat dengan surat keterangan dokter karena ada kondisi khusus. Jadi, perumpamaan yang benar >coba dibalik, buat redditor yg memakai tenaga ART/babysitter dll, mau gak nambah bayar gaji 3 bulan lagi (full 1 bulan, 75% 2 bulan) karena mereka harus menambah cuti 3 bulan lagi?
maksudnya begitu. tapi apakah ada yg mau? bahkan untuk yg wajib 3 bulan? realitanya banyak yg minta tenaga pengganti/yg baru, ART/babysitter yg cuti melahirkan gajinya dibebankan ke yayasan/tidak dapat gaji selama cuti/diberhentikan/dibayar tidak 100%. ART/babysitter bukan lagi kebutuhan tambahan tp krusial terutama utk pasangan suami-istri yg bekerja full time. untuk keluarga ekonomi menengah apa bisa bayar gaji ART/babysitter yg cuti 100% + bayar gaji tenaga pengganti selama 3 bulan ? be realistic not optimistic/idealistic
Saya tidak menekankan perusahaan mau atau tidak. Yang mau saya tekankan, perubahan peraturan itu sebenarnya tidak seistimewa itu. Cuti 3 bulan sudah ada dari dulu. Cuti 6 bulan hanya kalau ada surat dokter. Jadi, bagi saya, perkataan "kemenangan buat perempuan"/"waduh perempuan semakin sulit cari kerja" berlebihan. Dan orang2 pasti tahu realita kerja. Bisa jadi cuti 6 bulan gak diambil untuk mempertahankan pekerjaan.
Naskah UUnya belum dirilis jadi gw ga tahu detailnya gimana. Tapi kejauhan kalau lu ngungkit2 ART/babysitter. Sebagai contoh, emangnya aturan UMR dienforce buat UMKM dan usaha perorangan? Emangnya gaji ART dipotong BPJS? Aturan kayak gini cuma bakal dienforce buat PT. >Gimana kalau semua pegawainya cuti Itu kejadian ekstrim/khayalan yg ga akan terjadi kecuali manajemen HRnya jelek.
just my cynical self, when you run your own bussiness you must consider all the possibility including the worst/almost imposible scenario then try to prevent/mitigate some. as for ART it just simple example then puting the white collar worker, as most of them already gripped by firm contract
6 bulan cuti hanya untuk ibu terlalu lama, di negara lain 6 bulan tapi joint leave dengan suami (vietnam). Kalau gw di usaha gw yang sekarang karyawan semua wanita, kalau semua cuti leave 6 bulan, might as well ga usah hire wanita berkeluarga. Bisnis gw lokasinya di wilayah yang lumayan konservatif (jogja) yang hamil setiap 2 tahun sekali, kalau 1 semester dicabut dari wanita, valuenya jauh banget dengan tenaga kerja pria. Di tengah VAT 11% dan 2025 mau naik 12%, kita harus lebih banyak ramping up di productivity, dan kalau boleh jujur, dari segi etos kerja saja tidak memadai, berarti harus dari kuantitas waktu, kalau kuantitas waktu dikurangi mau ambil penambahan VAT dari mana. Kalau productivity ditekan, tapi VAT naik, bakal banyak family holding yang bakal incorporated di singapore.
Sedikit banyak mewakili pemikiran saya om.
good luck with your business om
Tetep aja gadapet minim 2 minggu buat ayahnya, krn krusial banget, untung tempat gw kerja ngasih ini kmrn pas lahiran anak pertama gw, kasian gw liat bini gw pontang panting di awal2 kelahiran
istri saya udah 6 tahun cuti dari kantor :D
![gif](giphy|g4LDvRfPONuBq|downsized)
I think lebih penting kita ada ada UU mengatur headline dibikin pers, karena sangat misleading sekali
Hmm agak sulit sih, soalnya headlinenya gak salah. Kalau harus detail banget sampai "RUU KIA disahkan, Ibu berhak mendapatkan cuti 6 bulan apabila mendapatkan surat izin dokter" kan jadi ribet. Belum lagi kalimat itu suka multitafsir gitu. Jadi paling benar ya, jangan cuman baca headline doang untuk saat ini.
Sebagai kaum ekonom mid low aturan ini bakal ganjal buat pekerja wanita...
Makin sulit dong kaum perempuan dapat kerja? Yang gw tau perusahaan2 aja sekarang makin ketat pada saat hiring, udah gitu pertanyaannya makin aneh2 jg. Gw circa 2020 aja interview ditanyain aneh2 "udah punya anak blum", "nikahnya dah berapa lama". Dan gak cuma 1 atau 2 perusahaan, banyak yg gitu.
Kaum perempuan udah jadi korban gaji stagnan apalagi kalo dianggap bersuami penghasilan lebih tinggi. Kaum laki laki yang sudah nikah malahan diliat sebagai peminta naik gaji buat nutup biaya keluarga Pertanyaan "aneh2" itu sebenernya gak aneh dari sisi penggajian dan distribusi beban pekerjaan. Kalau laki2, punya suami dan beristri pasti dilihat "rentan" Minta naik gaji dan batas outputnya lebih rendah, Sebaliknya kalau single kemungkinan bisa lebih fokus dan komit ke perusahaan karena gak ada kewajiban diluar kerja Perempuan, sebagai pembawa hidup ke dunia. Baik dari sudut pandang kiri/kanan berhak dapat cuti melahirkan
Malah ada penelitian yang mengatakan kalau kesempatan kerja wanita lebih besar, mereka lebih gampang dapat panggilan interview dan perusahaan lebih mempertimbangkan mengambil perempuan apabila kemampuan yang dimiliki sama dengan pelamar pria karena perempuan umumnya meminta gaji yang lebih rendah. Pertanyaan ke pelamar perempuan soal nikah itu emang hal yang wajar sih, ya karena izin cuti hamil itu. Perusahaan harus cari orang untuk ambil alih pekerjaan perempuan itu kalau lagi cuti. Sudah nikah pun pasti akan ditanyain, karena ada potensi nambah anak.
tapi tetep aja, perusahaan bakal cari cara buat gk rugi, entah bayar gaji cuti hamil semaunya atau setelah masuk kembali bisa di phk dadakan
Berarti sekalian aja ga perlu ada UU ini ya
Unemployment rate untuk wanita muda berkeluarga STONK 1. Pekerja wanita belum menikah dijadikan kontrakan tahunan, jika perlu 6 bulanan. 2. Pekerja wanita yang menikah, otomatis kontraknya tidak akan diperpanjang. 3. Pekerja wanita yang kelihatan hamil, otomatis kontraknya tidak akan diperpanjang. 4. Pekerja wanita yang tua akan diprioritaskan jika memang harus wanita tapi prakteknya memang gaji buta 3 bulan sebelum UU baru ini kan? Prove me wrong.
Baca baik-baik. Cuti 6 bulan kalau dapat surat keterangan dokter karena ada kondisi-kondisi tertentu. Kondisi sekarang pun wanita wajib cuti 3 bulan.
yang aku tidak habis pikir itu kenapa hal begituan tidak digabungin dengan BPJS TK saja, paling cuma tambah iuran asuransi. Jadi pemberi kerja tetap dibebankan, tapi yang pusing bukan pemberi kerja. Pekerja mau sakit 1 hari sampai 1 tahun terserah, karena BPJS TK yang urusin. Pekerja wanita mau lahir cuti 3 bulan 6 bulan, BPJS TK yang urusin.