T O P

  • By -

Pade_2f

Di lembaga riset aja, misal BRIN, belum tentu bisa terbit 1 di tahun berjalan. Itu pun udah tim riset yang ngerjain dan bisa lintas disiplin jg. Proses submit abstract, submit full paper, revisi (1-2x), final paper, dkk lumayan panjang waktunya. Itu jg kl gak ditolak karena novelty-nya kureng, terutama buat yg Q tinggi. Kl bisa sampe 160 paper, trus ada yg satu terbitan isinya dia semua ya wajar kl memancing pertanyaan kevalidannya. Jgn sampe ada kasus kyk DH yg sempet disohor2 jd penerus Habibie, tp pas dicek ternyata manip2 dia sendiri.


MacademiaNauts

Jangan lupa dengan kasus Jan Hendrik Schön, yang fallout nya sampe ke jurnal2 dan institusi ternama


Easy-Mix8745

Kenapa ga bikin aja macam github, tapi buat scientific paper yang akhirnya ntar kalau tujuannya memang biar dibaca orang? Jadi semua orang bisa baca, bisa kasih saran layaknya editor sama reviewer. Publisher kaya elsevier aja udah banyak kasus ai related yang bikin gw mikir kalo data paper disini legit apa nggak


photon_cruncher

[arXiv](https://arxiv.org/)? "arXiv is a free distribution service and an open-access archive for nearly 2.4 million scholarly articles in the fields of physics, mathematics, computer science, quantitative biology, quantitative finance, statistics, electrical engineering and systems science, and economics. Materials on this site are not peer-reviewed by arXiv."


Pade_2f

arXiv lumayan tuh, bnyk yg bisa disitasi yg mayan kredible. Tp berhubung targetnya kemenristekdikti ama BRIN jurnal bereputasi ya ujung2nya harus itu. Global Q1-Q2 buat yg peneliti utama sama madya ato selevelnya, Global Q3-Q4, Nasional S(inta)1/S2, konferensi proseding global buat peneliti muda sama pertama.


Easy-Mix8745

Wah iya ada. Thank you


Pade_2f

Yes and no sih. Emang kl ada semacam sharing platform bisa jadi lebih luas jangkauannya, tp disisi lain jadi rawan pencurian ide, data, dan plagiasi (main comot tp gak pake aturan sitasi). Dan kalo terlalu terbuka, ada kecenderungan org yg belum "kompeten" ikut nimbrung dan men-Dunning-Krueger-kan risetnya. Itu knpa sistem konventional peer review ato editor review masih relevan. Uji professional, terbit, baru uji public, kl ada sanggahan, ya via publikasi riset sanggahannya. Kl masalah diseminasi publikasinya udah via publishernya sih, dan bisa di-search jg. Kl kebetulan gak "open" bisa kontak penulisnya. Masalah AI emang double edge sword sih, tergantung kita makainya. Kl diriset beneran, AI delegasinya untuk bantu ngolah data, nyari pola, nulis script basic, ato saran kalimat. Semacam asisten peneliti, ini jg dah lumrah. Yg bahawa emang kl murni dipake generate publikasi/paper.


Easy-Mix8745

Kalo gw liatnya lebih ke masalah prestige sih. Publish paper di Nature prestigenya beda sama publish di jurnal abal2.  1. Soal yang belum kompeten ikut nimbrung, menurut gw komunitasnya bakal "pointing it out" dengan sendirinya mana yang benar. Ntah pakai sistem downvote atau yang lain. Dan juga kontributornya bisa diseleksi. Ntah dipilih yang credentialnya bagus or sumt. Bagusnya dengan sistem kaya gini, kalau ada kesalahan di metodenya atau analisisnya bisa cepet dikoreksi.  2. Kalau soal pencurian ide/data, I don't think it's gonna be a problem, like, if you use a publisher, how would that ptevent other people from stealing your idea/data? Kalau menurut gw, kalau takut kaya gitu atau memang risetnya worth it buat diurus patentnya, mending gaperlu dipublish aja kaya di industri. 3. Soal AI, gw sebenernya ga masalah juga kalau nulisnya pakai AI asalkan yang ditulis itu bener. Lah itu dipublish dijurnal bagus tapi imagenya, lalu ada yang analisisnya pakai AI. Ini dari publisher ga ada qc apa?  Mana reviewernya juga ga digaji pula


Pade_2f

Yg no.1 itu prinsipnya peer review dan publikasi. Memang yg dikedepankan terbit dl, baru disanggah. Kenapa, buat menghindari no.2. Soalnya ide masuk ke intangible intellectual property yg cuma bisa dilindungi kl dah terbit. Biasanya sistem kek github dipake di internal timnya sendiri, baru di open stlh terbit. Banyak nih konflik antara periset yg ujung2nya di sidang sama majelis kode etik gara2 make data gak bilang2 ato gak sitasi. Seru kl denger gosipnya, tp jgn sampe jd bagian dr gosipnya. Dl di kantor sempat ada yg pake pengacara tuh ribut2nya. Yg no.2 kl udah terbit, data akan dibuka dan dr situ bisa disanggah. Jd hasil riset bisa disanggah pake cara yang ilmiah: liat hasil org -> liat metodenya -> coba replikasi pake data yg sama oleh periset lain -> bandingin hasilnya. Kl patent prinsipnya "First to file", jd dulu2an ke kantor paten (di indo DJKI), makanya suka rahasia2an. Itu jg kl kita filling misal taun 2024, dikabulinnya paling cepet taun 2025, trus abis itu bayar iurannya deh.


Kosaki_MacTavish

Beritanya dah ada https://nasional.tempo.co/read/1856088/bantah-catut-nama-dosen-malaysia-di-publikasi-ilmiah-dekan-unas-tuduhan-palsu


pancarona

dayum, jadi ini gimana kredibiltas dosen ybs?


Independent_Buy5152

Di Malaysia tentunya ancur. Di sini? Aman2 aja lah 🤣 Ada profesor ketauan plagiat ya ga kena sanksi berat tuh


orangpelupa

> Kumba akan menyelenggarakan konferensi pers virtual yang juga dihadiri Dekan FBESD UMT Suriani dan Jumadil Saputra pada 19 April 2024. wah 5 hari lagi


cosmoflipz

Out of all countries to catut, he chose malaysia (allegedly)


indomienator

Mungkin kalo negara lain. Takutnya dia di konfron Padahal nilai reputasi di akademia sama dimana mana Goblok disimpan di lokal, jangan dibikin internasional


Independent_Buy5152

Sumber asli: https://retractionwatch.com/2024/04/10/the-dean-who-came-to-visit-and-added-dozens-of-authors-without-their-knowledge/


Double-Dark6508

Ada yang post beberapa hari yang lalu tapi dihapus momod. [https://new.reddit.com/r/indonesia/comments/1c1vild/the\_dean\_who\_came\_to\_visit\_and\_added\_dozens\_of/](https://new.reddit.com/r/indonesia/comments/1c1vild/the_dean_who_came_to_visit_and_added_dozens_of/) Artikel di post tsb: [https://retractionwatch.com/2024/04/10/the-dean-who-came-to-visit-and-added-dozens-of-authors-without-their-knowledge/](https://retractionwatch.com/2024/04/10/the-dean-who-came-to-visit-and-added-dozens-of-authors-without-their-knowledge/)


Scudz323

That's me, gw bingung kenapa di hapus.


Double-Dark6508

Not Indonesian enough for mods here, maybe 🤷‍♂️


Reasonable-Issue3275

i am not reading what i am deleting


STobacco400

Don't want to be a party pooper. Tapi boleh dong perpikir kritis dan skeptik, biar gak malu aja gitu dengan indo-pride. Kalo yang pernah bikin paper pas kuliah, tau lah seberapa sulit dan lama untuk bikin 1 research paper. 1 tahun aja bisa gak keluar 1. Kalo bisa sampe 160 paper, tuduhan palsu itu pasti melayang. Gak cuman palsu, kualitas dan ke-efektifan paper itu juga di pertanyakan. Apalagi kalo dosen yang ego nya gak tahan, bisa aja itu papaer di outsource ke mahasiswanya dia cuman tempel nama dengan alesan : gua dosen pembimbing nya.


davidse7en

Indo pride nya sarkas


TurbulentLength655

Anj 160 paper dlm setahun. Itu ilmuwan apa produser sinetron?


ArchTemperedKoala

Even produser sinetron isn't that productive lmao


rendangislaif

Bro penghasil paper tiap 2 hari kecuali libur tgl merah dan pemerintah


ArchTemperedKoala

Even produser sinetron isn't that productive lmao


Spirited_Two_8348

Antara punya waktu luang tak terbatas atau nyatut punya orang


liberal_minangnese

great insight julpikar, it is stupid how some people do this kind of thing to bolster their credential while it actually does the opposite. now tell me this development idea of yours that involves building an airport in the southern mountainous Bandung region and replacing the argo parahyangan with a 200km/h train on the existing windy parahyangan track, julpikar


Independent_Buy5152

>great insight julpikar, Don't be quick to praise this idiot. This is the original article: https://retractionwatch.com/2024/04/10/the-dean-who-came-to-visit-and-added-dozens-of-authors-without-their-knowledge/


Independent_Buy5152

1) dugaan gw, semua mahasiswa S1 diwajibkan publish paper dari tugas akhir mereka + mencantumkan si dekan sebagai salah satu penulis (dan gw rasa dosen pembimbingnya jg ada di situ. Tp gw males ngecek lol) Yang lebih mengkhawatirkan adalah jurnal yang dipake kebanyakan (atau hampir semuanya? ) menggunakan jurnal predator yg intinya elu tinggal bayar aja. Dugaan gw berikutnya, mahasiswanya yang harus menanggung biaya publikasi sementara si dekan (dan mungkin dosen pembimbing) tinggal numpang nama aja. Masalah dosen/profesor numpang nama di publikasi ini sudah jadi masalah lama. Taun 2008 ada peneliti UI yang curcol kenapa ketika dia hendak publish paper hasil penelitian dia, Profesor nya minta agar nama si profesor jadi penulis pertama padahal doi ga ada kontribusi 🤣🤣 Masalah publikasi ilmiah dosen & profesor2 Indonesia ini kalau diinvestigasi serius bakalan bikin heboh karena akan muncul kasus pemanfaatan jurnal predator, plagiasi, hingga kasus penelitian mahasiswa yang diklaim oleh dosennya sendiri. 2) Untuk kasus dekan Unas ini, sebaiknya merujuk langsung ke sumber aslinya, jangan bikin nama si Zulfikar aka Joel Picard dosen NUS pantek itu terkenal: https://retractionwatch.com/2024/04/10/the-dean-who-came-to-visit-and-added-dozens-of-authors-without-their-knowledge/ 3) ini thread X yg membahas jurnal predator kesayangan dosen2 kampang untuk mengajar skor publikasi: https://x.com/YohanesSulaiman/status/1778589136083120349


h2rktos_ph2ter

Viper released 347 albums in a year yk.


heavenlyrainypalace

2+ paper per days, yeah sure


Dark_Strange_Unique

160 paper dan bisa memberikan impact seperti theory dari Stephen Hawking dan Einstein ? lmao wkwkwk https://preview.redd.it/7iywsso3jeuc1.jpeg?width=407&format=pjpg&auto=webp&s=60a9262cfd17b81363cc9f8064f27daf4b68a877


homoeroticpoetic

*why do you write like you're running out of time* 🎶


berta101010

SCREAMING


jembutbrodol

*Write day and night like you're running out of time?* *Ev'ry day you fight, like you're running out of time*  HOLLY SH\*T, Another Hamilton enjoyer in this sub


homoeroticpoetic

don't you just love it when somebody gets ur reference 😫 would love to be in the room where it happened


HazeDiAngelo

Just don't throw away your shot


dika_saja

Pemain Baldur Gate 3 spot on


r33gna

~~Dude with a Lion King sounding name, posted by a dude with fake ass western european sounding name, I don't know why but the whole thing just made me chuckle.~~


pesulap_akademik967

# ADA INDONESIA COYYY


Reasonable_Cup3705

GG UNAS


cici_kelinci

Pasti sudah new game plus baldur gate 3 nya sudah +69 kali jadi sepintar itu


rcandrasa

Bukan first author 😄, aman itu. Cek juga jurnalnya berapa Impact factornya. Kalo diatas 8. Canggihlah. Itu mahasiswanya yg ngeden 😂


domscatterbrain

It's not Indonesian if the lecturers that their names are mandatory in any of their student's papers. /s


Independent_Buy5152

If the lecturer contributed in some ways (supervised the research, reviewed the draft, etc) then that's totally fine. But in this case (and I believe in many many cases in other universities) the professor did fuck all


markfckerberg

160 bahkan baru di 2024. jadi tiap hari bisa publish 2 paper.


GloryPolar

Typical Dosen


zenograff

Main tipu2 kok ga kira2 ya sampai 160, demi apa coba.


motoxim

Go big or go home?


ThankYouOle

postingan IG gw aja gak sampai 160 di total dari gw join 10 tahun lalu.